BONESATU.COM – Parahnya persoalan sampah di pemukiman masyarakat pesisir Kampung Bajo, Kelurahan Bajoe, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone menjadi persoalan pelik untuk diatasi.
Baksos bertajuk “Gerakan 3000 Karung Sampah” yang digelar kali ini merupakan aksi kesekian kalinya, meski secara kasat mata belum mampu menuntaskan masalah tersebut.
Sampah yang menumpuk dimana – mana pada lokasi pemukiman warga suku Bajo tersebut merupakan akumulasi puluhan tahun sebagai muara pembuangan dari berbagai penjuru pusat kota Watampone.
Kondisi ini diperparah dengan infrastruktur yang tidak memadai. Sistem drainase yang buruk, kesadaran warga yang masih sangat rendah menjadi pemicu daerah pemukiman padat tersebut menjadi sarang sampah.
Seperti diungkap Camat Tanete Riattang Timur, Andi Iqbal Walinono bahwa, Baksos yang digelar hari ini merupakan refleksi dari kepedulian Bupati Bone, Andi Asman Sulaiman untuk mewujudkan Kabupaten Bone yang bersih dari sampah.
” Memang harus diakui, gerakan ini secara keseluruhan belum mampu kita tuntaskan, tapi setidaknya peran pak Bupati yang terjun langsung dilapangan, tentu memberi motivasi yang sangat besar kepada warga akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, “ucapnya, Kamis (1/1/25).
Dia juga mengakui, faktor utama yang menyulitkan mengangkat sampah di lokasi tersebut, karena hanya bisa dilakukan secara manual, alat berat tidak bisa digunakan karena jalan sempit dan labil.
” Makanya itu yang menjadi prioritas kami ke depan, memperbaiki sistem drainase, disamping itu, kita tetap agendakan secara rutin kegiatan seperti ini, dan yang tak kalah pentingnya adalah mendorong kesadaran masyarakat soal kebersihan lingkungan, “tuturnya.
Hal sama diungkap Kepala DLH Bone, Drey Vebrianto bahwa masalah utama yang harus menjadi perhatian Pemerintah yakni, menumbuhkan kesadaran masyarakat agar mampu menjadikan sampah sebagai potensi untuk mendapatkan penghasilan.
” Mindset dari masyarakat, itu yang utama, makanya kita rencanakan ke depan untuk melakukan pembinaan dalam mengatasi masalah ini. kalau sampahnya organik bagaimana, kalau anorganik seperti sampah plastik bagaimana, apakah kita beri bantuan misalnya mesin untuk pembuatan pavimblok. Itu akan kita kaki lebih dalam, “jelasnya.
Adapun estimasi volume sampah yang bisa terangkut pada kegiatan Baksos kali ini menurut dia, berkisar 20 sampai 30 Persen.
” Karena inikan rawa-rawa, jadi tentu masih banyak yang sulit dijangkau, tapi kita bisa estimasi 20 sampai 30 Persen, “sebutnya.
Baksos Gerakan 3000 Karung Sampah ini melibatkan Forkopimda, sejumlah elemen masyarakat dan warga setempat dan sekitarnya.
Laporan : Budiman