BONESATU.COM – Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Bone menggelar Debat Publik Pertama Pilkada Bone di Hotel Novena, Jl. Ahmad Yani, Watampone, Rabu malam, (30/10)24).
Di panggung debat yang berlangsung alot tersebut sepertinya didominasi Paslon nomor 3, BerAmal dibandingkan dua Paslon rivalnya, yakni Paslon nomor Urut 1, Sipakariomi dan Paslon nomor urut 2, Tegak Lurus.
Penguasaan panggung oleh Paslon BerAmal terlihat dalam penguasaan materi secara subtansial, sehingga penjelasan dari jawaban – jawaban yang disajikan lebih rasional.
Sebut saja pada sesi pertanyaan soal upaya menjaga kapasitas Daerah Aliran Sungai (DAS) Walanae sebagai sumber air pertanian untuk ketahanan pangan.
Paslon BerAmal, melalui Calon Bupati Bone, Andi Asman Sulaiman (AAS) hanya menanggapi dingin dengan menjelaskan secara normatif, bahwa salah satu upaya menjaga debit air DAS Walanae adalah dengan upaya pelestarian lingkungan.
” Untuk menjaga agar debit air bisa dipertahankan, ya tentu dengan upaya pelestarian alam, untuk mencegah longsor dan erosi dengan upaya reboisasi agar air tidak meluap kemana – mana, supaya bisa termanfaatkan dengan baik “,tuturnya.
Sementara dari Paslon nomor urut 1, Sipakario justru berorientasi pada ekonomi yang tidak berkorelasi langsung dengan pertanyaan yang menjurus soal pertanian untuk ketahanan pangan.
Melalui Calon Wakilnya, Amir Mahmud justru menjawab secara historis bahwa, DAS Walanae tersebut dalam sejarahnya pernah menjadi sarana transportasi perairan.
” DAS Walanae ini dulunya menjadi sarana transportasi angkutan air, makanya kita ingin kembalikan kejayaan itu “,ucapnya.
Sementara Paslon nomor urut 2 menjawab soal pemulihan melalui upaya revitalisasi, meski diketahui bahwa pemanfaatan sumber air Sungai Walanae untuk lahan pertanian secara periodik digunakan pada musim kemarau melalui sistem pompanisasi, dimana pada saat itu debit air kembali normal pasca musim hujan.
” Agar debit airnya tetap terjaga maka dilakukan upaya revitalisasi “,ungkap, Andi Islamuddin, Calon Bupati Paslon Tegak Lurus.
Penguasaan Panggung oleh Paslon BerAmal juga terlihat pada kemampuan memahami subtansi pertanyaan. Hal itu terjadi saat moderator menanyakan upaya peningkatan sektor produksi pertanian sebagai pemberi konstribusi terbesar dalam PDRB Bone.
Paslon nomor 1 melalui Calon Wakilnya, Amir Mahmud tiba – tiba melontarkan pertanyaan bernada menguji untuk mengetahui sejauh mana pemahaman Paslon PerAmal soal PDRB.
” Tadi saudara memunculkan kata PDRB. Bagaimana pemahaman saudara soal PDRB ? “,ucapnya.
Pertanyaan tersebut justru dijawab Calon Wakil dari Paslon BerAmal, AAP bahwa PDRB tersebut muncul bukan dari pihaknya, tapi dimunculkan oleh moderator melalui pertanyaan yang dicabut oleh panelis.
” Saudara tidak menyimak, PDRB tadi itu diucapkan oleh moderator, bukan dari kami “,kata AAP diikuti tepuk tangan dari para hadirin.
Bahkan dominasi panggung oleh Paslon BerAmal ini berlanjut pada sesi tanya jawab antar Paslon.
Seperti terlihat pada saat Paslon urut 2, Tegak Lurus melalui Calon Wakilnya, Andi Irwandi Natsir menanyakan janji politik Paslon BerAmal untuk menambah kuota pupuk subsidi.
Andi Irwandi Natsir menilai janji tersebut tidak berdasar, karena terkait soal kuota pupuk subsidi bukan kewenangan pemerintah daerah, melainkan kewenangan Pemerintah Pusat melalui APBN.
” Bagaimana saudara bisa menjanjikan ini, sementara terkait soal subsidi pupuk itu tidak ada kewenangan daerah “,ucapnya.
Pertanyaan tersebut dijelaskan BerAmal melalui AAS bahwa, meski kewenangan soal kuota itu oleh pusat, tapi pemerintah daerah memiliki ruang untuk memohon tambahan, kendati Paslon urut 2 tetap mempertanyakan soal kewenangan yang dimaksud.
” Kan bisa dimohonkan untuk tambahan, apalagi jika kita punya hubungan di pusat dan provinsi “,ucapnya.
Soal penambahan kuota pupuk bahkan saat ini sudah terbukti melalui upaya Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman dengan peningkatan subsidi pupuk 2 kali lipat dari tahun sebelumnya.
Saat giliran Paslon BerAmal bertanya ke Paslon Tegak Lurus soal sumber dana dari program 7 juta untuk setiap Kepala Keluarga (KK), dimana menurutnya kondisi keuangan daerah saat ini yang terlilit defisit sangat sulit untuk mewujudkan program tersebut.
Paslon Tegak Lurus melalui Andi Islamuddin menjawab bahwa dana untuk program tersebut bersumber dari peningkatan PAD 2 kali lipat.
” 2 jengkal saja kita keluar dari rumah, sudah terlihat banyak sumber pendapatan yang bisa kita peroleh “,tuturnya.
Jawaban tersebut kembali disanggah Paslon BerAmal secara filosofis bahwa peningkatan PAD dengan mengandalkan Pajak dan Retribusi justru membebani masyarakat.
” Pajak dan retribusi itu sumbernya dari rakyat, itu artinya malah membebani masyarakat. Dan itu hitungannya darimana ? Pemberian dana 7 juta Per KK itu triliunan, sementara PAD kita hanya berapa Milyar “,tangkisnya.
Debat Publik Pertama ini relatif berlangsung kondusif meski terlihat ramai dari yel – yel masing – masing Paslon.
Laporan : Budiman