Inspeksi ini dilakukan pasca beredarnya video singkat anggota Komisi VII DPRI, Andi Yuliani Paris yang mempersoalkan rekomendasi pemakaian solar bersubsidi di salah satu SPBU Kabupaten Bone Sulsel.
Tenaga Ahli Kementerian ESDM, Henriarto saat ditemui di SPBU Palakka, Jl. MT. Haryono, Watampone, Kabupaten Bone mengungkap bahwa, pihaknya saat ini tengah mengambil data untuk mengkroscek kondisi terkini pendistribusian solar bersubsidi disejumlah SPBU dan Instansi penerbit Rekomendasi.
” Kita ambil data saja, apa ada distribusi yang tidak sesuai, akan kita kroscek “,ungkapnya.
Diapun berharap agar masyarakat turut berperan aktif dalam mengawasi pendistribusian solar bersubsidi, khususnya di Kabupaten Bone.
” Kalau ada yang dianggap tidak sesuai, silahkan informasikan “,tuturnya.
Sementara Manager SPBU Palakka, Andi Ani yang dikonfirmasi menampik jika penghentian pelayanan solar bersubsidi dengan menggunakan wadah jerigen yang dilakukan pihaknya disebabkan oleh pernyataan Andi Yuliani Paris.
Dia berkilah jika hal itu dilakukan sebagai upaya untuk menghindari adanya penyaluran solar bersubsidi yang tidak sesuai peruntukan.
” Kita hanya lebih hati-hati, siapatau ada yang salah gunakan rekomendasi “,tuturnya.
Usai melakukan pemeriksaan di SPBU Palakka, Henriarto yang didampingi Kepala SDM Pertamina Wilayah Sulselbar, Revy beserta beberapa personil dari Polda Sulsel lalu menuju Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Bone.
” Waktu tim itu datang, saya jelaskan terkait pernyataan anggota DPR (Andi Yuliani Paris). Yang dia maksud konversi dari BBM ke BBG (gas) untuk mesin bahan bakar bensin, bukan solar seperti rekomendasi yang ditunjukkan “,ungkap Sukiman, Kepala Bidang Tangkap, Dinas Kelautan dan Perikanan, Kamis (30/11/23).
” Lagipula, pemakaian solar yang dimaksud, bukan untuk sekali berlayar tapi berlaku untuk 1 bulan “,tuturnya.
Sebelumnya beredar video anggota Komisi VII DPR RI, Andi Yuliani Paris protes pendistribusian solar bersubsidi disalah satu SPBU Kabupaten Bone.
Dia kelihatan tidak percaya pemberian rekomendasi solar bersubsidi bagi nelayan yang mencapai ribuan liter, apalagi bantuan – bantuan mesin perahu yang dibagikan pemerintah selama ini bisa dikonversi bahan bakarnya dengan menggunakan gas 3 Kilogram.
Laporan : Budiman