BONESATU.COM – Meski ketentuan harga penugasan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) sudah dinaikkan, namun rupanya Bulog Bone masih kesulitan memasok beras.
Harga yang dibandrol Bapanas untuk beras kualitas medium sebesar Rp.9.950/Kg dari sebelumnya Rp.9.000/Kg ternyata tidak mampu mengimbangi harga pasaran yang kini berkisar Rp.10.000/Kg sampai Rp.11.000/Kg.
Akibatnya, pasokan beras Bulog Bone sejak harga itu diumumkan beberapa hari lalu masih sangat minim. Hal ini terlihat dari pantauan beberapa gudang Bulog masih sepi dari aktifitas pasokan.
” Kita terpaksa keliling dipabrik untuk mencari beras, kemarin ada masuk tapi belum banyak, rata -rata harga yang kita dapat Rp.10.800/Kg, itu yang paling murah, yang lain Rp.11.000/Kg ke atas “, ungkap Abd. Halim, Kansilog Bulog Bone, Kamis (16/3/23).
Memang diakuinya bahwa pihak Bulog bisa saja membeli harga komersil untuk mengikuti harga pasar, tapi itupun harus berdasarkan perintah dari Bulog Pusat. Sementara menurutnya, sampai saat ini belum ada perintah seperti itu.
” Karena harga komersil itu tetap harus dikoordinasikan dengan pemerintah, soalnya ini terkait dengan pergantian subsidi “,tuturnya.
Dia memberi contoh pada pengadaan beras dengan harga komersil tahun 2022 lalu, dimana Bulog Bone membeli beras medium dengan harga Rp.10.000/Kg dan dijual dengan harga Rp.8.300/Kg.
” Saat itu memang ada ijin dari Bulog Pusat dan Pemerintah, sehingga walaupun harganya berapa, kita tetap jual dengan harga Rp.8.300/Kg karena disubsidi. Itu yang kita lempar sampai saat ini di pasar – pasar ke pedagang “,jelasnya.
Dilemanya menurut dia, jika Bulog membeli harga komersil tanpa ada perintah dari pusat, maka akan menjadi resiko dipasaran karena harga penjualan tentu juga harus dikomersilkan.
” Misalnya kita beli dengan harga Rp.12.000/Kg tentu saya harus perhitungkan bunga dan margin dengan harga tidak boleh rugi, dan itu tentu tidak membantu masyarakat, justru memancing harga pasaran melambung “,terangnya.
Seperti diberitakan sebelumnya bahwa, bahwa stok beras Bulog di musim panen gadu kali ini sangat minim. Stok beras hanya mampu bertahan sampai menjelang Idul Fitri pada bulan April mendatang.
Laporan : Budiman