BONESATU.COM – Klaster Bali menjadi penyumbang terbesar kasus positif Covid-19 di Kabupaten Bone. Ini adalah buntut berangkatnya kepala sekolah yang tergabung dalam K3S di Bali beberapa waktu lalu.
Klaster Bali mencetak ‘rekor’ setelah empat kepala sekolah beserta tujuh orang keluarga dan kerabatnya dinyatakan positif Covid-19 sepulang dari Pulau Dewata. Temuan 7 tambahan positif ini setelah satgas melakukan pelacakan secara maraton.
“Tidak bisa dipungkiri, guru yang dari Bali menjadi penyumbang besar angka Covid-19 di Bone, jumlahnya 11, 4 konfirmasi positif kepala sekolah ditambah tujuh dari keluarga,” kata Jubir Satgas Covid-19 Bone, drg Yusuf Tolo di Komisi IV DPRD Bone, Rabu (14/7/2021) kemarin.
Yusuf tidak bisa memastikan ketujuh orang yang terkonfirmasi positif tertular di Bone atau di Bali, yang pasti mereka adalah keluarga dan kerabat keempat kepsek tersebut. Semuanya tanpa gejala.
“Saya tidak tahu apa keluarganya ini ikut ke Bali atau tidak, tapi setahu saya yang berangkat ke Bali itu semuanya kepala sekolah. Jadi bisa saja keluarga yang terpapar ini sepulang dari bali,” kata Yusuf kepada bonesatu.com di ruang kerjanya, Kamis (15/7/2021).
Yusuf mengatakan, setibanya di Bone, para kepsek tersebut dilarang keluar rumah hingga dinyatakan positif dan isolasi mandiri.
Sebelumnya, keberangkatan K3S ke Bali jadi perhatian Bupati Bone Andi Fahsar M Padjalangi. Fahsar mengatakan, mereka keluar daerah tanpa izinya sebagai bupati sekaligus ketua satgas Covid-19.
Keberangkatan ini juga jadi sorotan DPRD Bone, khususnya Komisi IV. Dewan merekomendasikan Dinas Pendidikan untuk memberi sanksi tegas kepada para kepsek yang berangkat ke Bali dan membubarkan wadah yang menaungi kepsek tersebut.
Dewan juga menganggap keberangkatan ini sebagai preseden buruk dari penegakan prtokol kesehatan dan PPKM di Kabupaten Bone.
Melalui Sekretaris Disdik, Nursalam, para kepsek tersebut berdalih bahwa keberangkatan mereka bukan dalam rangka tugas, melainkan sekadar liburan.
Penulis : Herman