BONESATU.COM, Bone – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 22 Juni 2021 di Bone, Sulawesi Selatan. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali ini adalah “Membangun Usaha Online”.
Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari Andi Muh. Fadli selaku dosen Komunikasi UIN Alauddin Makassar, pegiat literasi, Aan Mansyur; Direktur Utama Prisma Komunika, Canny Franky Watae; dan dosen sekaligus praktisi hukum, Muhamad Aljebra Aliksan Rauf. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Desy Indira yang juga seorang pegiat digital. Kegiatan yang dihadiri oleh empat narasumber ini diikuti oleh 801 peserta. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.
Pemateri pertama adalah Andi Muh. Fadli yang membawakan tema “Peran Literasi di Dunia Digital”. Menurut dia, perkembangan digital harus dibarengi dengan literasi teknologi agar pengguna lokapasar bisa memilah informasi dan menggunakan teknologi secara bijak. “Kemampuan dan literasi digital yang mumpuni akan membantu para pengusaha untuk bisa mengolah informasi yang diterima serta menjaga keamanan di dunia maya,” katanya.
Berikutnya, Aan Mansyur menyampaikan materi berjudul “Pengetahuan Dasar dan Aturan Pengusaha Online”. Ia menekankan perlunya riset sebelum terjun ke bisnis daring. “Riset tersebut terkait target konsumen agar tepat sasaran dan hal-hal yang berhubungan dengan perangkat hukum seperti perizinan,” imbuh Aan.
Sebagai pemateri ketiga, Canny Franky Watae membawakan tema tentang “Peran Literasi Digital Untuk Mengubah Mindset Konsumtif Menjadi Lebih Produktif”. Dalam materinya, Franky menjelaskan bahwa internet bisa menjadi memberi kemudahan sekaligus ancaman. Terkait belanja daring, ia menekankan agar masyarakat bijak memilah antara kebutuhan dan keinginan. “Kita harus bisa mengatur uang, bukan uang yang mengatur kita,” tegasnya.
Adapun Muhammad Aljebra Aliksan Rauf, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema mengenai “Perlindungan Hak Cipta di Ranah Digital”. Kata dia, masyarakat perlu melindungi diri dari pelanggaran hak cipta dalam berjualan secara daring karena banyak penjual yang tanpa sadar menggunakan hasil karya orang lain. “Internet adalah sumber paling banyak terjadinya pelanggaran karya cipta,” ungkap Aljebra.
Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Terlihat antusias dari para peserta yang mengirimkan banyak pertanyaan kepada para narasumber. Panitia memberikan uang elektronik senilai Rp 100.000 bagi 10 penanya terpilih.
Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi. Salah satu peserta Literasi Digital di Bone, Noviranti, menanyakan trik apa saja yang dilakukan agar usaha dari sukses. Fadli mengatakan hal itu harus dimulai dari memilih bisnis yang disukai. Ia juga mengingatkan perlunya untuk terjun langsung ke bisnis tersebut.
Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi. (***)