Berdasarkan data yang diperoleh, target PAD BLUD dalam APBD 2024 sebesar Rp. 145,6 M, sementara porsi belanja yang dialokasikan ternyata sebesar Rp.198,7 M atau terdapat selisih over belanja sebesar Rp. 53,1 M.
Anehnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Bone selaku instansi Tekhnis justru tidak mengetahui hal tersebut. Padahal dugaan penggelembungan belanja ini berpotensi menambah daftar defisit yang kini melanda keuangan Pemkab Bone.
Seperti diungkap, Kabid Program, Dinkes Bone, Fadli yang dikonfirmasi malah mengarahkan pertanyaan ke Badan Keuangan Dan Aset Daerah (BKAD) Bone selaku BUD.
” Kalau yang ini BKAD yang menjelaskan “,ucapnya, Senin (24/6/24).
Meski menurutnya, jika over belanja tersebut terjadi, tidak akan mengacaukan arus kas antara Dinkes Bone dengan BLUD RS. Pancaitana dan Puskesmas, karena masing – masing memiliki rekening tersendiri, walau keduanya masih berstatus UPT dari Dinkes Bone.
” Baik RS. Pancaitana maupun Puskesmas punya rekening sendiri, berapapun pendapatannya masuk di rekening tersebut, pendapatan nya tidak masuk ke rekening bendahara Dinkes atau daerah, dan langsung belanja dari rekeningnya, jadi tidak akan bisa Dinkes belanja pakai dana RS. Pancaitana dan Puskesmas, karna tidak punya akses “,jelasnya.
Hal sama diungkap Kabid Anggaran, BKAD Bone, Idrus yang juga tidak mengetahui selisih over belanja tersebut. Saat dikonfirmasi, dia hanya mencoba menerka – nerka jika kelebihan belanja ini terjadi karena porsi pendapatan BLUD tidak memasukkan dana Kapitasi sebagai salah satu item PAD.
” Mungkin Kapitasi tidak masuk, karena yang dihitung dalam PAD BLUD hanya pendapatan murni, tapi nanti coba saya cek ulang “,tuturnya.
Laporan : Budiman