BONESATU.COM, Makassar – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 30 Juni 2021 di Makassar, Sulawesi Selatan. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali adalah “Saringlah Sebelum Dibagikan”.
Program kali ini menghadirkan 838 peserta dan empat narasumber yang terdiri dari Putri Damayanti Potabuga selaku pendiri Climate Institute, Vassilisa Agata dari KITA Bhinneka Tunggal Ika, Iva Vahriani Ilyas selaku pemengaruh, serta Novi Kurnia selaku staf pengajar Departemen Ilmu Komunikasi UGM sekaligus Koordinator Nasional Japelidi. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Tristania Dyah. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.
Pemateri pertama adalah Putri Damayanti Potabuga yang membawakan tema “Pentingnya Memiliki Kemampuan Digital di Masa Pandemi COVID-19”. Putri menuturkan bahwa setiap kiriman di media sosial kita kadang merupakan representasi diri. Oleh karena itu, media sosial menjadi salah satu bahan pertimbangan HRD dalam merekrut karyawan. “Dua keterampilan yang dibutuhkan dalam bermedia sosial, yaitu berpikir kritis dan berempati,” imbuhnya.
Berikutnya, Vassilisa Agata mengusung materi berjudul “Jarimu Harimaumu”. Vassilisa mengatakan bahwa teknologi sudah berada dekat dengan kita, sehingga dampaknya terhadap perspektif dan perilaku tidak bisa dihindari. “Adapun dampak dari teknologi informasi, di antaranya banjir informasi, sikap demokratis dan partisipatif, peningkatan akan pengetahuan para pengguna, serta dapat menjadi prosumer (produsen dan konsumer),” katanya.
Sebagai pemateri ketiga, Iva Vahriani Ilyas membawakan tema tentang “Memahami Multikulturalisme pada Ruang Digital”. Dalam materinya, ia menekankan perlunya memahami multikulturalisme pada ruang digital dengan pikiran dan hati yang terbuka. “Hal tersebut bertujuan agar kita lebih menghargai perbedaan budaya, lebih kreatif, dan berpikiran luas, sehingga dapat menerima perbedaan serta memahami hak, toleransi, dan keadilan dalam ruang digital,” tegasnya.
Adapun Novi Kurnia, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema mengenai “Dunia Maya dan Rekam Jejak Digital”. Menurut Novi, adanya rekam jejak digital pada dunia maya dapat berdampak pada dunia nyata. “Dengan demikian, diperlukan adanya kompetensi keamanan digital berupa kognitif, afektif, dan konatif,” ujarnya.
Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Salah satu peserta, Siti Rahmi, bertanya mengenai aspek-aspek yang menyebabkan sikap pengguna media sosial menjadi tidak baik. Menurut Putri, hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya literasi digital serta minimnya pemahaman kepada anak sebelum menggunakan media sosial.
Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi. Dalam acara tersebut, panitia memberikan uang elektronik senilai Rp 100.000 bagi 10 penanya terpilih.
Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi. (***)