BONESATU.COM, Bone – Kisruh Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang kini menjadi program sembako dari Kementerian Sosial, terus bergulir. Di mana penyaluran sembako di Kabupaten Bone melalui E-Warung yang ditunjuk langsung oleh Bank penyalur Program Sembako, diduga bermasalah.
E-Warung yang merupakan Agen Bank yang telah bekerja sama dengan Bank Penyalur yakni Bank Mandiri, dan telah ditentukan sebagai tempat pembelian bahan pangan oleh Keluarga Penerima Manfaat (KPM), diduga tidak sesuai dengan pedoman umum (Pedum) program sembako 2020.
Baca juga: Tak Perlu Lagi ke Makassar, Pengurusan Asabri Cukup di Bank Bukopin Terdekat
Dari informasi yang dihimpun, banyak yang ditunjuk sebagai E-Warung, justru tidak memenuhi persyaratan untuk menjadi agen penyalur. Seharusnya E-Warung ini diambil dari usaha mikro kecil, koperasi, pasar tradisional, warung, toko kelontong, E-Warung KUBE, Warung Desa, Rumah Pangan Kita (RPK), Agen Laku Pandai, Agen Layanan Keuangan Digital (LKD). Kesemuanya itu menjual bahan pangan, atau usaha eceran lainnya.
Saat akan dikonfirmasi terkait data E-Warung, pihak Bank Mandiri selaku pemenang tender Bank Penyalur Program Sembako tidak bisa memberi keterangan. Pjs Kepala Bank Mandiri Cabang Bone, Halif melalui satpamnya menyarankan ke Pare-pare bertemu Kabid Program BPNT atas nama Ibu Anti.
“Pak Kepala Cabang lagi sibuk, katanya kalau mau minta data E-Warung, kita (wartawan-red) ke Pare-Pare saja ketemu dengan Ibu Anti, dia itu Kabid Program BPNT, dia yang pegang data E-Warung di Bone,” terang Satpam Bank Mandiri, Herfin Darmawan, meneruskan pesan Halif.
Baca juga: Kejari Bone Ajukan Audit Dugaan Penyimpangan Dana SMA 14 Bone ke Inspektorat Provinsi
Sementara itu, Koordinator Daerah (Korda) program BPNT, Akhiruddin juga mengeluhkan pihak Bank Mandiri yang susah berkoordinasi dan berkomunikasi mengenai program milik pemerintah pusat tersebut.
“Sampai saat ini, saya sendiri belum pernah mencocokkan data jumlah E-Warung yang saya miliki dengan data yang dipegang Bank Mandiri. Sementara informasi yang saya dapat, data milik Bank Mandiri lebih 400 E-Warung, sedangkan sesuai data yang saya miliki hanya 347, inilah yang mau diperjelas,” tukasnya.
“Tapi susahnya, kita saja selaku mitra program ini susah sekali ketemu, bahkan Pjs yang sekarang belum pernah saya temui,” ungkap Akhiruddin dengan nada kesal. (Achyl)