BONESATU.COM, Bone – Bencana alam puting beliung porak-porandakan puluhan rumah nelayan yang tinggal di pesisir laut Dusun Ujang Pattiro Desa Pattiro Sompe, Kecamatan Sibulue, Kabupaten Bone pada Ahad (17/10/2021) malam.
Musibah puting beliung tersebut terjadi sekitar pukul 23:00 Wita dimana tiba-tiba angin kencang melanda perkampungan warga yang disertai hujan deras.
Baca juga : Bernafsu Lihat Gadis Bone, Pengemis Asal Medan Spontan Perlihatkan Kemaluan
Menurut pengakuan salah seorang warga Abdul Rapi (Deng Tapala), saat itu mereka bersama keluarganya berada di dalam rumah, kemudian terdengar suara gemuruh angin kencang yang menghantam rumahnya.
Saat itu dia bersama semua anggota keluarga berlari ketakutan meninggalkan rumah meskipun dalam suasana gelap, karena bertepatan aliran listrik padam.
“Tadi malam itu kami semua sangat ketakutan, kami terpaksa mengosongkan rumah berlari ke bukit-bukit, karena selain angin kencang air juga naik sampai ke lantai rumah,” kata Abdul Rapi kepada awak media, Senin (18/10/2021) pagi.
Saat berada di luar rumah, Abdul Rapi yang hanya menggenggam sebuah senter kecil melihat atap rumahnya yang berterbangan, bahkan dinding rumahnya pun ikut roboh dan berjatuhan.
“Selama saya tinggal disini kurang lebih 50 tahun, ini baru pertama kalinya saya takut karena angin kencang, biasanya sering terjadi tapi tidak terlalu parah,” tambahnya.
Sementara kata warga lain bernama Ahmad, awalnya hanya petir dan angin kencang, namun saat itu dia menganggap bahwa cuma hembusan angin yang biasa terjadi, jadi dia bersama keluarganya masih berada di dalam rumah.
Kemudian setelah itu hujan deras langsung turun, tidak berselang lama kembali petir beberapa kali, kemudian terdengar perahu menghantam rumahnya karena terbawa ombak dengan ketinggian kurang lebih 2 meter, saat itu semua penghuni rumah langsung berlarian keluar rumah.
Baca juga : Tegur Pemabuk di Lokasi Permandian, Seorang Pemuda Dikeroyok
“Termasuk tempat penjemuran rumput laut yang kami punya semua roboh dihantam ombak, perahu saya pun rusak dan tidak bisa digunakan lagi, mesinnya saja saya temukan terendam air,” kata Ahmad.
Saat ini dia hanya bisa tinggal di rumah memperbaiki rumah yang rusak parah, aktivitas berlaut yang dilakoninya setiap hari untuk sementara terhenti karena perahunya rusak.
“Tentu kami semua yang menjadi korban bencana, sangat mengharapkan bantuan dari pemerintah, karena hanya ini yang bisa kami lakukan sebagai nelayan,” harapnya.
Penulis : Herman