BONESATU,COM, Bone – Minimnya realisasi PAD dari hasil penjualan aset Pasar Palakka jika diibaratkan dengan pola bisnis, maka lebih besar pasak daripada tiang.
Potensi pendapatan yang diasumsikan sebesar Rp 600 juta lebih perbulan dengan target Rp 7,4 Miliar, ternyata realisasinya hanya rata – rata Rp 28 Juta perbulan.
Baca juga : DIPA Pembangunan Pasar Koppe dan Sibulue Bone Senilai Rp 8,9 Miliar Disia – Siakan
Hal ini dapat dilihat pada data realisasi dari Dinas Perdagangan Bone terhitung bulan Agustus hanya sebesar Rp 147,4 Juta atau hanya 1,9 persen.
Padahal dilain sisi, pembayaran tagihan listrik yang harus ditanggung Pemkab Bone untuk Pasar Palakka tersebut berkisar Rp 40 juta lebih perbulan.
“Rata – rata tagihan listrik yang kita bayar sebesar 40 juta,” ungkap Sekretaris BKAD Bone Andi Hasanuddin,, saat ditemui beberapa waktu lalu.
Kepala UPTD Pasar Palakka, Jumartini mengakui minimnya realisasi tersebut disebabkan oleh berbagai kendala yang rumit dari para user (pengguna) di pasar tersebut.
“Banyak tempat di situ kosong dan tidak diketahui orangnya dimana, jadi tidak bisa ditagih, ada juga yang sudah alihkan ke orang lain,” tuturnya, Kamis (22/9/22).
Kendala lainnya yang tak kalah sulitnya kata dia, para user yang tak lain dari pedagang di pasar itu masih menolak membayar dengan alasan klasik, dagangan tidak laku karena pasar sepi.
“Kadang kita dikata – katai, menuntut agar pedagang yang tersebar di dalam kota di kumpulkan di pasar Palakka, supaya pembeli ramai,” katanya.
Sekedar diketahui, upaya Pemkab Bone untuk memaksimalkan PAD dari penjualan Aset Pasar Palakka sudah dilakukan sejak tahun 2014 lalu.
Saat itu, berdasarkan rekomendasi dari BPK, Pemkab Bone membuat perikatan dengan para user, yang bertujuan, selain untuk mendapat kejelasan soal nilai aset juga untuk mengoptimalkan penagihan.
Baca juga : Aneh, Internal TAPD Berbeda Pendapat Soal Tambahan Anggaran 700 Juta Satpol PP Bone
Sementara potensi pendapatan dari sisa penjualan aset di pasar Palakka terhitung Agustus 2022 sebesar Rp 39,2 Miliar dengan rincian, Ruko (60 Unit) tersisa Rp 13 Miliar, Toko (153 Unit) tersisa Rp 8,8 Miliar, Kios (652 Unit) tersisa Rp 16,6 Miliar, Pujasera (16 Unit) tersisa Rp 100 juta. Untuk Los (1.712 unit) sudah lunas.
Laporan : Budiman