Bonesatu
Advertisement
  • HOME
  • NEWS
  • POLITIK
  • EKBIS
  • REVIEW
    • SPORT
    • LIFE STYLE
    • FOOD & HEALTH
    • FASHION
    • TRAVELLING
  • RAGAM
    • HISTORY
    • MOZAIK
    • KOMUNITAS
  • VIDEO
  • FOTO
  • PROFIL
No Result
View All Result
Bonesatu
  • HOME
  • NEWS
  • POLITIK
  • EKBIS
  • REVIEW
    • SPORT
    • LIFE STYLE
    • FOOD & HEALTH
    • FASHION
    • TRAVELLING
  • RAGAM
    • HISTORY
    • MOZAIK
    • KOMUNITAS
  • VIDEO
  • FOTO
  • PROFIL
No Result
View All Result
Bonesatu
No Result
View All Result

Rencana Berkualitas, Hasil Tidak Maksimal, PPD Bone Urutan 6 Di Sulsel

Idhul Abdullah by Idhul Abdullah
31 Maret 2022
Rencana Berkualitas, Hasil Tidak Maksimal, PPD Bone Urutan 6 Di Sulsel

Kepala Bappeda Bone Ade Fariq Adhar memperlihatkan reward Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) 2022 yang diperoleh Kabupaten Bone. (ist)

BONESATU.COM, Bone – Predikat sebagai Kabupaten dengan dokumen perencanaan kualitas terbaik rupanya tidak mengantarkan Kabupaten Bone mendapatkan hasil maksimal. Rencana tidak berbanding lurus dengan hasil.

Betapa tidak, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun Anggaran (TA) 2021 lalu merupakan dokumen perencanaan dengan kualitas terbaik dan dinobatkan sebagai RKPD terbaik 1 dari seluruh Kabupaten/kota di Sulsel.

Baca juga : Saralaoe Sukses Gelar Orienteering JKB 2022

Namun dari hasil implementasi RKPD tersebut dalam reward Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) 2022, rupanya Kabupaten Bone harus puas berada diurutan 6 dari 24 Kabupaten/Kota di Sulsel.

Hal ini menimbulkan asumsi bahwa program – program yang tertuang dalam dokumen RKPD tidak mampu dijabarkan dengan baik masing – masing OPD, sehingga kegiatan yang terlaksana tidak sesuai dengan harapan.

Kepala Bappeda Bone, Ade Fariq Ashar yang dikonfirmasi secara normatif menjelaskan bahwa, penilaian hasil implementasi dokumen perencanaan dalam RKPD ditentukan oleh banyak faktor. Namun menurutnya faktor utama penentu keberhasilannya akan terlihat pada kemampuan OPD dalam memahami Indikator Kinerja Utama (IKU) masing – masing.

“Kuncinya ada pada sejauh mana OPD membaca IKU itu, karena IKU adalah perjanjian kontrak kinerja dengan Bupati yang menjadi prioritas, itulah yang dievaluasi dalam pelaksanaannya, mampukah mencapai target atau tidak, seperti inilah yang dinilai,” tuturnya, Rabu (30/3/22).

Hal ini menurutnya dipengaruhi oleh kemampuan masing – masing OPD dalam menentukan ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan, sehingga hasil pembangunan dapat dievaluasi secara priodik sesuai agenda yang sudah ditentukan.

“Evaluasi pelaksanaan kegiatan kan dilakukan secara berkala setiap 3 bulan. Kalau misalnya kegiatan yang dianggap prioritas tapi pelaksanaannya triwulan empat, inikan tidak logis, tentu menjadi pertimbangan penilaian, kenapa dianggap prioritas tapi justru dilaksanakan akhir tahun,” terangnya.

Meski begitu, mantan Kabag Pemerintahan Bone ini tetap mensyukuri posisi urutan 6 tersebut. Apalagi menurutnya, masuk nominasi saja dalam kondisi terpuruknya perekonomian daerah akibat Covid 19 sudah sangat susah.

“Saya dan teman – teman di Bappeda tetap mengapresiasi kinerja teman – teman OPD terlebih kepada Bapak Bupati, bapak Wakil Bupati, Pak Sekda semua atas arahan dan bimbingannya, karena kita harus pahami kondisi daerah akibat adanya Pandemi Covid 19,” pungkasnya.

Untuk lebih jelas melihat ketimpangan ini, kita dapat merujuk pada pencapaian target dari Indikator Makro Daerah TA 2021 sebagai muara dari pencapaian IKU, yakni Pertumbuhan Ekonomi ditarget sebesar 6,68 Persen ternyata realisasi hanya 5,53 Persen, Angka Kemiskinan ditarget turun menjadi 10 persen ternyata realisasinya 10,52 Persen, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) ditarget 3,30 Persen ternyata sebesar 4,15 Persen.

Baca juga : Akibat Melihat Hal Mistis, Ambulance Terjun ke Sungai

Sementara Indeks Pembangunan Manusia (IPM) memang terlihat melampaui target sebesar 0,23 point dari 66,17 point yang ditargetkan dan terealisasi 66,40 point tapi secara regional tidak beranjak dari urutan terendah setelah Kabupaten Jeneponto.

Begitu juga pada target penurunan Indeks Gini Rasio atau tingkat kesenjangan sosial juga tidak mampu memenuhi target, dari 0,370 Persen ternyata realisasinya 0,383 Persen.

Laporan : Budiman

Previous Post

1 SST Brimob Bone Kembali Ke Mako Usai 5 Bulan Amankan Kabupaten Papua

Next Post

IPKD Bone Meningkat Signifikan di Tahun Anggaran 2020 – 2021

Next Post
IPKD Bone Meningkat Signifikan di Tahun Anggaran 2020 – 2021

IPKD Bone Meningkat Signifikan di Tahun Anggaran 2020 - 2021

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BERITA POPULER

Sengketa Tanah, Ponakan Tikam Paman hingga Tewas

Sengketa Tanah, Ponakan Tikam Paman hingga Tewas

24 Juni 2021
Ini Penjelasan PJ Bupati Bone Soal Pinjaman Untuk Bayar THR Pegawai

Ini Penjelasan PJ Bupati Bone Soal Pinjaman Untuk Bayar THR Pegawai

4 April 2024
Kisah AAS, Dari Penjaga Kebun Sampai Jadi Calon Bupati Bone

Kisah AAS, Dari Penjaga Kebun Sampai Jadi Calon Bupati Bone

20 September 2024
Tepergok Gasak Tas Pedagang, Warga Kahu Nyaris Bonyok Dihajar Warga

Tepergok Gasak Tas Pedagang, Warga Kahu Nyaris Bonyok Dihajar Warga

17 Juni 2021
Pengelolaan Aset Mesjid Agung Bone Jadi Temuan BPK, Plt Sekda : Akan Kita Telusuri

Pengelolaan Aset Mesjid Agung Bone Jadi Temuan BPK, Plt Sekda : Akan Kita Telusuri

1 Mei 2024
K3S ke Bali Tanpa Izin, Pulang Bawa Virus Corona

K3S ke Bali Tanpa Izin, Pulang Bawa Virus Corona

10 Juli 2021
  • TENTANG KAMI
  • REDAKSI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • DISCLAIMER

Copyright © 2020 Bonesatu.com

No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
  • POLITIK
  • EKBIS
  • REVIEW
    • SPORT
    • LIFE STYLE
    • FOOD & HEALTH
    • FASHION
    • TRAVELLING
  • RAGAM
    • HISTORY
    • MOZAIK
    • KOMUNITAS
  • VIDEO
  • FOTO
  • PROFIL

Copyright © 2020 Bonesatu.com