BONESATU.COM, Bone – Berhasilnya implementasi 2 inovasi daerah yang diluncurkan Bappeda Bone sejak tahun 2020 lalu, kini menjadi rujukan bagi daerah lain.
Seperti yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Luwu yang sengaja datang ke Bone untuk berguru tentang 2 inovasi tersebut, yakni Gerakan Masyarakat Lisu Massikola (Gemar Limas) dan Strategi Pencegahan Perkawinan Anak (Sip-Peka).
Rombongan Pemkab Luwu ini dipimpin Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Luwu, Heriana Hakim dengan mengikutkan beberapa Kepala OPD dan jajarannya.
Kedatangan mereka disambut oleh Wakil Bupati Bone, H. Ambo Dalle bersama Kepala Bappeda Bone, Ade Fariq Ashar beserta Tim Penggerak PKK Kabupaten Bone di ruang Gedung Latea Riduni, Kompleks Rumah Jabatan Bupati Bone, Jalan Petta Ponggawae, Jum’at (10/3/2023).
Dalam sambutannya, Ambo Dalle menekankan agar Studi Tiru yang dilakukan oleh Pemkab Luwu bukan hanya sekedar berguru di Bone, tapi menjadi ajang sharing permasalahan kedua daerah untuk saling mengisi kekurangan.
“Bone dan Luwu merupakan 2 daerah yang memiliki hubungan sejarah yang kuat, makanya wajar kalau keduanya saling membantu. Jadi jika hari ini Luwu yang datang belajar ke sini, tapi bisa saja lain waktu Bone yang belajar ke sana,” kata Ambo Dalle dalam sambutannya, Jum’at (10/3/23).
Sementara Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Luwu, Heriana Hakim dalam sambutannya sangat mengapresiasi inovasi Gemar Limas dan Sip – Peka yang menurutnya menjadi terobosan bagi Pemerintah daerah dalam mengatasi sosial.
“Karena Gemar Limas dan Si – Peka ini juga berkorelasi dengan persoalan sosial lainnya, termasuk dalam hal mengatasi masalah stunting,” sebutnya.
Kepala Bappeda Bone, Ade Fariq Ashar dalam pemaparannya mengatakan, hasil implementasi Gemar Limas pada tahun 2021 telah mengembalikan 17 ribu anak ke sekolah dan tahun 2022 sebanyak 11 ribu anak.
“Kedua Inovasi ini terimplementasi dari hasil kolaborasi seluruh stakeholder, mulai dari tingkat pemerintah daerah sampai tingkat pemerintah desa dan kelurahan,” tuturnya.
Terlebih saat ini kata dia, kedua inovasi tersebut sudah didukung oleh regulasi daerah dalam bentuk Perda, yang ditindaklanjuti sampai ke tingkat pemerintah desa.
“Makanya program ini sudah terintegrasi dalam RPJMD yang mampu mengintervensi sampai ke tingkat pendanaan di desa,” sebutnya.
Acara yang berlangsung cukup alot tersebut juga dirangkaikan tukar cinderamata.
Laporan : Budiman