BONESATU.COM – Perwakilan mahasiswa PMII dan Dema IAIN memilih walkout dalam RDPU DPRD Bone yang membahas pinjaman dana PEN. <span;>Karena tidak kondusif, rapat juga diskorsing sebanyak tiga kali.
RDPU yang sedianya membahas banyak hal soal pinjaman dana PEN Pemkab Bone tersebut juga diwarnai keributan. Dua anggota DPRD saling serang secara verbal dan nyaris adu jotos.
“Proses RDPU yang berlangsung kurang lebih empat jam itu saya anggap tidak kondusif lagi, dan saya melihat banyak hal yang telah mencoreng citra baik DPRD Bone dan pihak eksekutif, makanya kami walkout,” kata Ketua Cabang PMII Bone, Muhammad Nurwan Tifta.
Nurwan menganggap, konsolidasi DPRD kacau dan tidak mencerminkan proses demokrasi yang sehat dan melahirkan kebijakan yang tidak produktif.
Lihat juga: RDPU Dana PEN, Dua Anggota DPRD Bone Nyaris Adu Jotos
Kemudian, eksekutif hanya mampu menyebutkan angka-angka dan tahapan pembayaran tapi tidak mampu merasionalkan kemampuan anggaran daerah yang diukur pada kondisi keuangan saat ini.
“Kami menanggap proses RDPU tadi selalu mengambang dan selalu dibenturkan dengan teori-teori bahkan dibenturkan dengan kepentingan masyarakat, sementara substansinya tidak ketemu,” katanya.
Karena tidak ada titik terang, Nurwan mengatakan, pihaknya akan menempuh jalur hukum.
Ketua DPRD Irwandi Burhan mengatakan, bahwa sebenarnya RDPU sudah mengerucut ke poin yang menjadi tuntutan mahasiswa. Salah satunya soal bunga 6,19 persen pinjama dan PEN.
“Akan tetapi di akhir RDPU tadi teman-teman mahasiswa dari PMII dan Dema memilih walkout dan akan menenmpuh jalur lain dan saya fikir itu sah,” kata Irwandi.
Dalam RDPU yang berlangsung kurang lebih selama 4 jam, tidak ada hasil yang dapat disimpulkan karena Mahasiswa memilih Walk Out saehingga RDPU terpaksa harus ditutup tanpa ada kesimpulan.
Sekadar diketahui, RDPU digelar karena desakan mahasiswa. Mahasiswa menuntut kejelasan dan transparansi anggaran pinjama dana PEN yang mewajibkan Pemkab Bone membayar bunga 6,19 persen.
Penulis: Herman